dongeng nyi roro kidul bahasa sunda

Cirikhas dongeng antara lain: 1. Hal yang mustahil (irasional), 2. Latar waktu yang mengacu pada zaman dahulu kala, 3. Latar tempat yang secara geografis tidak jelas (misalnya negeri antah berantah). 4. Terdapat tokoh bukan manusia, baik binatang maupun mahluk gaib (raksasa, jin, atau dewa-dewi, dll) PASTema 4 SD Kelas 3. Cara Menggunakan : Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Tips : Jika halaman ini selalu menampilkan soal yang sama secara beruntun, maka pastikan kamu mengoreksi soal terlebih dahulu dengan menekan tombol "Koreksi" diatas. Dongengsangkuriang basa sunda. 8:00 PM 8:00 PM Asal Mula Larangan Menikah Sunda-Jawa. 12:34 PM. 12:34 PM Dongeng Ciung Wanara Versi Basa Sunda Berbeda dengan legenda Nyi Roro Kidul Versi Jawa, Dalam legenda Nyi roro kidul Sunda masyarakat mengenal bahwa Nyai Roro Kidul adalah JenisJenis Cerita Fiksi Kls 4 Tema 8 Subtema 1 PB 2. Jenis-jenis cerita fiksi Pengertian dan contohnya. Cerita jenaka, mite, fabel, legenda, sage, cerpen, novel Kls 4 Tema 8 Subtema 1 PB 2. Watch Now. Cerita Rakyat Nusantara - Asal mula Bukit Catu Bali. NyiLoro Kidul bukan hanya dipercaya di daerah Yogyakarta, tetapi juga daerah Jawa Barat. Ada beberapa perbedaan mengenai asal usul cerita Ratu Laut selatan ini. Cerita Ratu Laut Selatan versi Jawab Barat dapat kita lihat dalam buku kumpulan cerita rakyat tulisan Tira Ikranegara dan M.B., Rahimsyah, berjudul Seri Dongeng Populer Anak Indonesi Polnische Frauen Suchen Mann In Deutschland. Ayeuna mah geura gugah, h6g siram dina cai laut. Engke sagala rupana baris balik deui sabihari. Rengs€ siram ulah ka mana-mana, margi bakal aya satria nu ngajak nikah." Baca Juga KUMPULAN Soal KSM MTK MTs 2022 dan Kunci Jawaban, Latihan Soal KSM Matematika MTs Tingkat Kabupaten Tamat aki-aki sasauran, Dewi Srang€ngg gugah. Luak-lieuk teu aya sasaha. Iwal aya laut nu kacida legana. Ombakna siga nu ngagupayan, sang-kan anjeunna €nggal-€nggal siram. Dewi Srangenge gebrus ibak kokojayan. Cai laut asin teh karaosna asa seger. Andhna unggal anjeunna ngusap raray, urut borok reujeung bisul, harita k€neh langsung beresih. Kasauran aki-aki teu lepat, pameunteu nu geulis beresih deui. Sinarna moncorong kawas panonpo€ kakara medal. Baca Juga PANTUN Bahasa Jawa 2 Baris Tentang Sekolah dan Pendidikan, Contoh Parikan Lucu Bisa Buat Referensi Belajar Kantenan Dewi Srangenge pohara bingahna. Anjeunna ampir-ampiran teu percanten, kana kajadian nu sakitu matak anbhna. Wareg siram kokojayan, lajeng ngeunteung kana beungeut cai, katingal rarayna ngagenclang herang. Nurut kana kasauran aki-aki dina imp€nan, anjeunna henteu ka mana-mana deui. Damelna ngantos kasumpingan satria nu bade ngajak nikah tea. Ngan naha atuh nu diantos-antosna teu dak sumping. Sadinten, dua dinten, Dewi Srangengs tiasa k€neh nahan kasabaran. Saminggu, dua minggu, sasasih, dua sasih, D&wi Srang€nge sep kasabaranana. Ku margi terang saha nu boga dosana, Ki Pandita lajeng ngutus maung kembar, sina ngahukum Nini Jahil. Duanana teu meunang balik, salila tukang tenung jahat aya k€neh dikieuna. Teu kungsi lila di tutugan Gunung Parahu guyur, Nini Jahil kapangsih geus jadi bangk6. Beungeut jeung awakna ruksak, tawas kapak kuku maung. Dikantun pupus ku ibuna, Dewi Srangenge teu kiat lami-lami aya di patapan. Wengi-wangi anjeunna rerencepan kabur. Saleresna Ki Pandita sangs teu uninga, putu angkatna kabur ngantunkeun patapan. Baca Juga CERITA WAYANG Bahasa Sunda Pendek, Ringkasan Cerita Wayang Singkat dan Artinya Buat Tugas Sekolah Namung, tibatan manah Dewi Srangenge teras sedih, 6mut bag ka nu tos ngantunkeun, mending antep sina milari pangalaman. Saha nu terang bakal pinanggih jeung kabagjaan. Caturkeun Dewi Srang€ng€ angkat henteu puguh nu dijugjug. Saban ngalangkungan leuweung, anjeunna ngarep-ngarep maot dihakan sato galak. Tapi, sakitu mindeng pasarandog, boro-boro aya nu daek ngahakan, kalah paheula-heula nyalingkir. Duka p6dah teu tegaeun, nempo waruga nu sakitu ruksakna, duka teu kuat ngambeu bauna. Baca Juga PANTUN Bahasa Jawa 2 Baris Tentang Sekolah dan Pendidikan, Contoh Parikan Lucu Bisa Buat Referensi Belajar Lami-lami Dewi Srang€ng$ jog anjog ka sisi basisir kidul. Ku margi ngaraos bingung, ka mana kedah neraskeun laku, anjeunna liren sakantenan niat ngareureuhkeun kacap€. Reup kulem tibra naker. Sabot kulem sumping impenan, anjeunna ditepangan hiji aki-aki. Eta aki- aki pok sasauran, kieu cenah, “Deudeuh teuing incu Aki, nu geulis kedah ngalaman hirup sangsara. Nyi Roro Kidul merupakan salah satu mitos yang populer di Indonesia, khususnya bagi masyarakat Jawa. Keberadaanya yang misterius dan masih banyak masyarakat yang percaya akan keberadaannya membuat legenda ini terus hidup dan menarik untuk dibahas. Asal Usul Legenda Nyi Roro Kidul1. Teosofi2. Agama3. Mitosa Legenda Jawab Legenda SundaTempat Komunikasi1. Pantai Parangtritis2. Pantai Parangkusumo3. Pelabuhan Ratu4. Samudera Beach Hotel5. Pantai PangandaranPantangan Menggunakan Baju HijauHimbauan Jangan Musyrik Sumber Dari segi bahasa, “nyi” sendiri merupakan salah satu sebutan hormat yang biasanya digunakan oleh masyarakat Jawa. Hal ini disebabkan oleh figurnya yang dianggap sebagai sosok yang sangat kuat dan menjadi sesepuh serta penjaga pantai selatan yang perlu dihormati. Kemudian kata “roro” atau “rara” berasal dari bahasa Jawa “lara” atau “loro” yang artinya dua. Roro atau rara merupakan sebutan “dua” dari bahasa jawa kuno, sedangkan “lara” atau “loro” berasal dari Bahasa Jawa modern. Sehingga, terkadang ada yang menyebut nyi roro dan juga nyi loro. Dalam konteks ini penggunaan kata “roro” ini diartikan sebagai seorang ratu yang dilahirkan sebagai seorang perempuan yang cantik. Sedangkan “kidul” dalam Bahasa Jawa memiliki arti “Selatan”. Dimana kata ini diasosiasikan dengan penguasa Pantai Selatan. Di hampir semua foto Nyi Roro Kidul, ia digambarkan sebagai seorang perempuan cantik yang menggunakan pakaian serba hijau. Namun bagi sebagian orang, penguasa pantai selatan ini dianggap sebagai seorang putri duyung yang memiliki badan setengah ikan dan memiliki ekor. Tidak jarang pula ia digambarkan sebagai seorang putri cantik yang mengendarai kereta kencana berkuda. Meskipun demikian, kebenaran adanya cerita rakyat ini hingga kini masih menjadi pertanyaan. 1. Teosofi Keberadaan Nyi Roro Kidul dapat dilihat dari perspektif teosofi. Dimana merupakan sebuah doktrin filsafat yang banyak meneliti tentang peristiwa mistis, termasuk salah satunya berkaitan dengan Nyi Roro Kidul. Menurut salah seorang ahlinya, Geoffrey Hodson, keberadaan ratu pantai selatan ini bahwa ia sebenarnya tidak nyata. 2. Agama Islam memandang bahwa Tuhan menciptakan manusia dari tanah dan jin dari api. Meskipun memiliki kekuatan dan kesaktian yang lebih daripada manusia, namun manusia memiliki derajat yang lebih tinggi. Oleh karena itu keberadaan jin seringkali membuat manusia untuk berpaling dari Tuhannya dan terjerumus ke hal-hal yang tidak baik. Bahkan mereka bisa mengganggu manusia dengan kemampuannya untuk berubah bentuk. Sehingga, jika dipandang dari perspektif agama Islam, Nyi Roro Kidul dianggap sebagai sosok jin yang memiliki tingkatan tinggi. Ia dianggap sebagai salah satu bentuk bangsa jin karena dia dapat merubah rupanya menjadi seorang putri yang sangat cantik. Selain itu, kehadirannya yang dipercaya membawa keberuntungan, keselamatan, dan membawa rejeki juga memperkuat bahwa apabila Nyi Roro Kidul benar-benar ada, maka ia hanya ingin menyesatkan manusia. 3. Mitos Setelah dipandang dari segi teosofi dan agama, keberadaan Nyi Roro Kidul juga bisa dipandang sebagai sebuah mitos lokal masyarakat. Bahkan hingga saat ini masih banyak masyarakat yang percaya bahwa Nyi Roro Kidul benar-benar ada dan merupakan penguasa laut selatan yang melindungi Pulau Jawa. Hal ini cukup menarik karena ada beberapa versi cerita atau dongeng yang menguatkan keberadaan Nyi Roro Kidul. a Legenda Jawa Pada sekitar abad ke-16, pangeran Panembahan Senopati ingin membangun sebuah kesultanan Mataram yang baru untuk menandingi kekuasaan Kerajaan Pajang. Oleh karena itu, pangeran Senopati kemudian bertapa di Pantai Parangkusumo yang terletak di selatan rumahnya, Kota Gede. Namun kegiatan meditasi tersebut ternyata menimbulkan peristiwa supernatural yang mengusik penguasa pantai selatan. Setelah mencoba melihat siapa pengganggu wilayah kekuasaannya, Ratu Nyi Roro Kidul pun pada akhirnya jatuh cinta kepada pangeran Panembahan Senopati karena parasnya yang tampan. Keduanya kemudian terlibat sebuah janji yang membuat Nyi Roro Kidul mau membantu Panembahan Senopati untuk membuat kerajaan baru. Sebagai konsekuensinya, Nyi Roro Kidul menikah dengan Panembahan Senopati dan akan menjadi pendamping spiritual bagi pemimpin-pemimpin Mataram selanjutnya. b Legenda Sunda Bagi masyarakat Sunda, Nyi Roro Kidul berasal dari seorang putri dari Kerajaan Pajajaran bernama Dewi Kadita. Cerita mengenai Dewi Kadita ini pun memiliki beberapa versi, yang diantaranya yaitu Pertama, Ratu Pantai Selatan ini muncul dari Kadita yang terkena ilmu hitam atau guna-guna dari seorang penyihir atas perintah seseorang di kerajaan yang iri dengan kecantikannya. Akibatnya, Dewi Kadita mengalami sakit kulit yang sangat parah dan memutuskan terjun ke laut untuk menyembuhkan diri. Akhirnya Dewi Kadita pun berhasil sembuh dan memperoleh kecantikannya kembali, serta dianugerahi Ratu Pantai Selatan oleh kekuatan spiritual di sekitarnya. Kedua, legenda Nyi Roro Kidul ini muncul dari seorang Dewi Kadita yang menjadi korban kedengkian dan kekuasaan. Pada mulanya Kadita merupakan anak tunggal dari raja dan berpotensi menjadi penerus tahta. Namun pada saat itu perempuan dilarang menjadi pemimpin kerajaan. Oleh karena itu raja memutuskan untuk kembali menikah agar ia memperoleh keturunan laki-laki untuk meneruskan kepemimpinannya. Setelah beberapa waktu akhirnya istri raja tersebut hamil dan dipersiapkan untuk menjadi raja selanjutnya. Namun istri raja tersebut cemburu dengan keberadaan Dewi Kadita, yang akhirnya membuatnya mengultimatum sang raja. Apabila raja memilih Dewi Kadita, maka ia dan anak yang dikandung akan pergi selamanya dan Kadita akan menjadi ratu. Namun apabila raja memilih dirinya, maka anak yang dikandung akan menjadi penerus tahta dan Dewi Kadita tidak boleh masuk kembali ke kerajaan. Akhirnya raja memilih pilihan kedua dan raja pun mengutuk Dewi Kadita dengan penyakit kulit agar ia tidak kembali ke kerajaan. Setelah pergi dari kerajaan, Dewi Kadita pun memperoleh bisikan gaib yang menyuruh dirinya untuk terjun ke laut agar dapat sembuh dari penyakit. Ia pun menuruti bisikan tersebut dan memutuskan menceburkan diri ke laut. Sayangnya, setelah itu Dewi Kadita tidak pernah kembali muncul. Ketiga, yaitu cerita Banyu Bening yang menjadi ratu di Kerajaan Djojo Koelon. Pada suatu hari ia menderita penyakit kusta dan memutuskan melakukan perjalanan ke Selatan untuk menyembuhkan penyakitnya. Banyu Bening pun diangkat oleh sebuah ombak besar yang membawa dirinya ke laut dan menghilang selamanya. Tempat Komunikasi Legenda Nyi Roro Kidul memiliki beberapa versi yang masih belum diketahui mana yang paling benar. Namun dari berbagai versi tersebut disebutkan beberapa tempat yang dianggap menjadi tempat untuk berkomunikasi dengan sang penguasa pantai Selatan. 1. Pantai Parangtritis Sumber Pantai Parangtritis dianggap sebagai salah satu tempat sakral untuk berkomunikasi dengan Nyi Roro Kidul sekaligus menjadi gerbang menuju kerajaannya. Warga sekitar pantai pun bersaksi bahwa setiap malam pukul 1-2 dini hari akan terdengar suara gamelan dari pantai. Oleh karena itu hingga saat ini banyak tradisi yang dilakukan untuk memberikan penghormatan dan persembahan untuk Nyi Roro Kidul yang masih terjaga, yang salah satunya adalah tradisi labuhan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar maupun Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 2. Pantai Parangkusumo Sumber Pantai ini sering dikaitan dengan Nyi Roro Kidul karena dipercaya sebagai tempat awal pertemuan antara sang ratu dengan Pangeran Panembahan Senopati. Sama seperti Pantai Parangtritis, pantai ini juga dianggap sebagai gerbang menuju kerajaan Nyi Roro Kidul. Di kawasan yang sama pula terdapat tempat bernama Cepuri yang ikut disakralkan oleh masyarakat setempat dan sering dijadikan sebagai tempat untuk bermeditasi. 3. Pelabuhan Ratu Sumber Pelabuhan Ratu merupakan sebuah kota nelayan kecil yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Selama ini masyarakatnya memiliki libur tahunan pada tanggal 6 April untuk memberikan penghormatan kepada Nyi Roro Kidul. Setiap tahunnya, para nelayan setempat melakukan upacara sedekah laut dengan menawarkan pengorbanan sebagai hadiah bagi sang ratu. Diantara barang yang sering dijadikan sedekah laut adalah hasil pertanian, ayam, kain batik hingga kosmetik, yang kemudian akan ditarik ke tengah laut sebagai persembahan. Masyarakat setempat percaya bahwa sedekah laut ini kan membuat Nyi Roro Kidul bahagia. Timbal baliknya, mereka akan mendapat tangkapan ikan yang banyak dan memberkati wilayah mereka dengan cuaca yang bersahabat serta minim ombak dan badai di laut. 4. Samudera Beach Hotel Sumber The Samudera Beach Hotel yang terletak di Pelabuhan Ratu menyediakan kamar berwarna hijau bernomor 308, yang khusus disediakan untuk Nyi Roro Kidul. Kamar ini berisi barang kesayangan sang Ratu, seperti perhiasan dan jubah hijau, hingga perabotan yang seluruhnya berwarna hijau. Ruangan yang memiliki bau dupa dan melati ini juga terpasang lukisan atau gambar sang penjaga laut Selatan yang dilukis oleh pelukis terkenal, Basuki Abdullah. Sumber Sejarahnya, posisi hotel yang kini bernama Inna Samudera Hotel ini diinisiasi oleh presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Bahkan di depan hotel ini terdapat sebuah pohon ketapang, tempat dimana presiden Soekarno biasa memperoleh ide atau inspirasi spiritual. Karena banyak wisatawan yang ingin melihat langsung kamar ini, pengelola hotel mematok harga sebesar Rp untuk setiap pengunjung. Namun mereka juga membuka kesempatan bagi mereka yang ingin menginap di kamar milih Nyi Roro Kidul tersebut untuk sekedar mencari pengalaman atau bahkan mereka yang memiliki tujuan khusus, seperti meminta jodoh dan rejeki. 5. Pantai Pangandaran Sumber Di balik keindahannya, pantai pangandaran juga dianggap tempat misterius yang konon digunakan oleh Nyi Roro Kidul untuk singgah. Salah satunya adalah Gua Panggung yang merupakan makam dari anak angkat sang ratu, yaitu Embah Jaga Lautan. Kisahnya bermula ketika Embah Jaga Lautan memiliki tujuh istri yang tidak pernah akur. Suatu hari saat Embah memancing di laut dan memperoleh ikan, ia mendapat petunjuk dari Nyi Roro Kidul untuk mengajak seluruh istrinya mengkonsumsi ikan hasil tangkapannya saat itu agar bisa rukun satu sama lain. Benar saja, setelah mereka mengkonsumsi ikan tersebut, istri-istri Embah Jaga Lautan tidak hidup rukun dan tidak pernah saling bertengkar lagi. Setelah bahagia melihat istri-istrinya kembali akur, Embah memutuskan untuk bersemedi dalam jangka waktu yang lama. Sayangnya, sejak saat itu Embah Jaga Lautan tidak pernah ditemukan kembali dan tidak ditemukan jasadnya. Akhirnya ketujuh istrinya memutuskan untuk membuat makan Embah Jaga Lautan di sebuah gua di kawasan Pantai Pangandaran, yang kini kemudian dikenal sebagai Gua Panggang. Pantangan Menggunakan Baju Hijau Berkaitan dengan Legenda Nyi Roro Kidul, terdapat beberapa pamali yang saat ini dipercaya masyarakat agar bisa terhindar dari bahaya. Salah satunya adalah larangan menggunakan baju hijau di kawasan Pantai Selatan karena warna hijau merupakan warna kesukaan Nyi Roro Kidul. Bagi mereka yang berani menggunakan warna pakaian tersebut, mereka akan diseret ombak menuju kerajaan Nyi Roro Kidul. Meskipun ada yang selamat, tidak sedikit dari mereka yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Selain larangan menggunakan pakaian berwarna hijau, di Pantai Garut juga terdapat pantangan untuk mengucapkan sumpah serapah dan membelakangi pantai selatan. Hal ini ditujukan sebagai bentuk penghormatan, agar setiap ucapan serta perilaku tidak menyinggung Nyi Roro Kidul. Warga setempat pun menghimbau para pengunjung untuk mengindahkan pantangan ini agar keselamatan mereka lebih terjaga. Himbauan Jangan Musyrik Sayangnya, keberadaan legenda Nyi Roro Kidul ini justru menimbulkan tindakan musyrik dari sebagian masyarakat di Indonesia. Selain banyak yang menjalankan ritual pesugihan, sebagian mereka juga percaya sang Ratu dapat membuat hubungan mereka dengan pasangan menjadi langgeng dengan meninggalkan nama pasangan mereka di kamar 308 Samudera Beach Hotel. Bahkan ada masyarakat yang rela tidur di kamar tersebut untuk bisa bertemu langsung dengan sang Ratu agar rezekinya menjadi lancar. Dalam hal ini agama Islam memandang tindakan menyembah Nyi Roro Kidul untuk meminta keberuntungan dan kelanggengan hubungan sebagai perbuatan dosa karena termasuk kegiatan menyekutukan Allah. Apabila sang Ratu benar ada, maka ia hanyalah bagian dari golongan jin yang tidak patut disembah. Selain derajatnya yang lebih rendah dari manusia, jin merupakan ciptaan Tuhan yang jauh lebih memiliki kuasa atas segala bentuk rezeki dan keselamatan umat manusia. Lagipula, apabila dilihat dari perspektif sejarah, legenda Nyi Roro Kidul diciptakan untuk memberikan simbol masih berkuasanya Mataram di kawasan selatan Jawa setelah kalah perang dari Belanda. Versi lain dari perspektif ini menyatakan bahwa figur Nyi Roro kidul diciptakan untuk meningkatkan kewibawaan kerajaan Mataram serta meningkatkan legitimasi Panembahan Senopati dan seluruh penerusnya hingga saat ini. Bahkan legenda ini juga diciptakan agar rakyat pesisir yang tidak mau tunduk dengan raja agar mau patuh, karena mengetahui bahwa istri raja adalah penguasa lautan tempat mereka menggantungkan hidup. Namun, cerita Nyi Roro Kidul versi ini masih menjadi misteri sejarah hingga saat ini. Selain itu, terdapat pendapat lain mengatakan bahwa figur Nyi Roro Kidul hanya sebagai perumpamaan betapa bahayanya laut selatan Jawa terhadap potensi bencana, termasuk tsunami. Dimana dengan adanya legenda ini masyarakat bisa lebih hati-hati dalam melakukan aktivitas di laut maupun di sekitar pantai. Kepercayaan mengenai Nyi Roro Kidul yang bisa meminta tumbal dengan hilangnya seseorang di pantai Selatan juga bisa dipatahkan dengan ilmu sains. Banyak orang yang percaya bahwa orang yang tenggelam di pantai Selatan dan baru bisa ditemukan 2-3 hari kemudian karena dia sedang disandera sementara di istana kerajaan oleh Nyi Roro Kidul. Padahal kejadian ini bisa dijelaskan secara ilmiah dan tidak ada unsur mistis di dalam nya. Seperti yang diutarakan oleh Kepala Laboratorium Data Laut & Pesisir Pusat Riset Kelautan Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan, Widodo S Pranowo, sepanjang pantai Selatan Jawa terdapat Rip Current yang merupakan arus gerak pantai ke arah laut. Arus yang timbul ini sangat kuat dan bahkan kecepatannya bisa mencapai 20 meter/detik. Sehingga tidak jarang wisatawan yang beraktivitas di area Rip Current akan dapat terseret dan hilang dalam waktu yang cukup cepat. Fenomena alam ini juga dapat menjelaskan kenapa korban yang terseret baru bisa ditemukan beberapa hari setelah hilang. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh banyak korban yang pingsan karena berusaha melawan arus, tersangkut di karang, dan baru bisa terangkat ke permukaan ketika ada arus atau gelombang lainnya. Pada akhirnya, keberadaan Nyi Roro Kidul akan terus menjadi misteri di tengah masyarakat. Kisahnya pun kini diceritakan dalam berbagai versi dan secara tidak langsung dilestarikan oleh masyarakat melalui ritual budaya dan tempat-tempat yang dianggap memiliki keterkaitan dengan cerita rakyat tersebut. Namun satu hal yang perlu diingat, bahwa kita tidak boleh menjadi musyrik atau menyekutukan Tuhan hanya karena percaya dengan keberadaan Sang Ratu Pantai Selatan. Dijual Buku Antik dan Langka Kacaritakeun praméswari Prabu Munding Wangi ngagaduhan putra istri, anu geulis kawanti-wanti endah kabina-bina, jenegenana Déwi Kadita. Saking ku geulis-geulisna éta si putri dugi ka padanyebat Déwi Srangéngé. Pangna disebat Déwi Srangéngé, margi rarayna cahayaan, kawas panonpoé mimiti bijil. Teu kantos lami, Kangjeng Raja kagungan deui putra pameget, namung nu ieu mah ti selir jenenganana Déwi Mutiara. Teu disebatkeun saha jenengan putra pameget Kangjeng Raja. Ngan baé Déwi Mutiara ngarasa yakin, sanajan anakna lalaki, salila aya kénéh Déwi Srangéngé jeung praméswari, pamohalan anakna bisa jadi raja. Ku kituna euweuh deui jalan, lian ti duaanana kudu disingkirkeun ti karajaan. Ngan kudu kumaha carana? Kabeneran aya nu ngabéjaan, di tutugan Gunung Parahu, aya hiji awé-wé tukang tenung sakti, ngaranna Nini Jahil. Ngadéngé éta béja, gancang ku Déwi Mutiara disina datang. Barang tepung pok nyaritakeun niatna, nya éta hayang nyingkirkeun Déwi Srangéngé katut praméswari. "Kumaha sanggup?" cék Déwi Mutiara. "Tai ceuli atuh nu kitu mah," jawab Nini Jahil. “Tapi entong dipaéhan," cenah deui. "Ulah hariwang," Nini Jahil siga nu yakin. Maksud manéhna, anak jeung indungna, rék ditenung supaya beungeutna ruksak. Ingetanana, ari beungeutna ruksak mah, pasti ku Kangjeng Raja diusir, lantaran dianggap wiwirang keur karajaan. Kacaritakeun dina hiji peuting, waktuna pangeusi karaton sararé tibra, Nini Jahil asup ka jero karaton. Dasar tukang tenung sakti, euweuh saurang ogé anu nyahoeun. Paraponggawa nu ngajaraga kabéh sararéna kawas bangké, gara-gara élmu sirep Nini Jahil. Sup manéhna ka pangkuleman praméswari, sarta terus ngaluarkeun élmu tenungna. Ku matih-matihna élmu tenung Nini Jahil, harita kénéh pameunteu praméswati pinuh ku bisul. Teu kaop katoél saeutik, langsung kaluar getih campur nanah, bauna kaambeu hanyir. Bérés praméswari, giliran Déwi Srangéngé. Ieu ogé sami sakedét nétra pisan, pameunteu anu sakitu geulisna, robah jadi goréng patut. Pinuh ku koréng, borok, jeung bisul laleutik. Sarua deuih teu kaop katoél meueusan, barijil nanah campur getih, bauna semu hangru. Sanggeus narima buruhan, Nini Jahil buru-buru balik. Teu kungsi lila Déwi Srangéngé gugah, margi ngambeu babauan, sarta ahirna uninga, asalna tina pameunteu anjeunna. Bakating ku reuwas, Déwi Srangéngé ampir-ampiran ngajerit. Ras émut ka ibuna, buru-buru digugahkeun. Naha atuh ari bréh téh, geuning sanasib jeung anjeunna. Pameunteuna sami ruksak, sarta ngaluarkeun babauan teu pararuguh. Indung jeung anak antukna paungku-ungku, saméméh sasarengan angkat ngantunkeun karaton. Pangémut nu duaan, jang nanahaon aya di karaton, lantaran boga beungeut béda jeung batur. Tibatan diusir ku Kangjeng Raja, mending miheulaan kabur ti nagara. Duaan apruk-aprukan henteu puguh nu dituju. Sakali mangsa jog ka hiji patapan. Bubuhan pandita sakti, pribumi langsung uninga, saha awéwé nu sarumping téh. Atuh teras ku anjeunna diangken, malah dianggap putra jeung putu. Mung hanjakal Ki Pandita henteu tiasa ngalandongan panya-watna. Éta rupina pangna praméswari brek teu damang wales, tug dugi ka pupusna. Ku margi terang saha nu boga dosana, Ki Pandita lajeng ngutus maung kembar, sina ngahukum Nini Jahil. Duanana teu meunang balik, salila tukang tenung jahat aya kénéh dikieuna. Teu kungsi lila di tutugan Gunung Parahu guyur, Nini Jahil kapanggih geus jadi bangké. Beungeut jeung awakna ruksak, kawas tapak kuku maung. Dikantun pupus ku ibuna, Déwi Srangéngé teu kiat lami-lami aya di patapan. Wengi-wangi anjeunna rerencepan kabur. Saleresna Ki Pandita sanés teu uninga, putu angkatna kabur ngantunkeun patapan. Namung, tibatan manah Déwi Srangéngé teras sedih, émut baé ka nu tos ngantunkeun, mending antep sina milari pangalaman. Saha nu terang bakal pinanggih jeung kabagjaan. Caturkeun Déwi Srangéngé angkat henteu puguh nu dijugjug. Saban ngalangkungan leuweung, anjeunna ngarep-ngarep maot dihakan sato galak. Tapi, sakitu mindeng pasarandog, boro-boro aya nu daék ngahakan, kalah paheula-heula nyalingkir. Duka pédah teu tégaeun, nempo waruga nu sakitu ruksakna, duka teu kuat ngambeu bauna. Lami-lami Déwi Srangéngé jog anjog ka sisi basisir kidul. Ku margi ngaraos bingung, ka mana kedah neraskeun laku, anjeunna lirén sakantenan niat ngareureuhkeun kacapé. Reup kulem tibra naker. Sabot kulem sumping impénan, anjeunna ditepangan hiji aki-aki. Éta aki-aki pok sasauran, kieu cenah, “Deudeuh teuing incu Aki, nu geulis kedah ngalaman hirup sangsara. Ayeuna mah geura gugah, hég siram dina cai laut. Engké sagala rupana baris balik deui sabihari. Réngsé siram ulah ka mana-mana, margi bakal aya satria nu ngajak nikah." Tamat aki-aki sasauran, Déwi Srangéngé gugah. Luak-lieuk teu aya sasaha. Iwal aya laut nu kacida legana. Ombakna siga nu ngagupayan, sang-kan anjeunna énggal-énggal siram. Déwi Srangéngé gebrus ibak kokojayan. Cai laut asin téh karaosna asa seger. Anéhna unggal anjeunna ngusap raray, urut borok reujeung bisul, harita kénéh langsung beresih. Kasauran aki-aki teu lepat, pameunteu nu geulis beresih deui. Sinarna moncorong kawas panonpoé kakara medal. Kantenan Déwi Srangéngé pohara bingahna. Anjeunna ampir-ampiran teu percanten, kana kajadian nu sakitu matak anéhna. Wareg siram kokojayan, lajeng ngeunteung kana beungeut cai, katingal rarayna ngagenclang hérang. Nurut kana kasauran aki-aki dina impénan, anjeunna henteu ka mana-mana deui. Damelna ngantos kasumpingan satria nu badé ngajak nikah téa. Ngan naha atuh nu diantos-antosna teu daék sumping. Sadinten, dua dinten, Déwi Srangéngé tiasa kénéh nahan kasabaran. Saminggu, dua minggu, sasasih, dua sasih, Déwi Srangéngé séép kasabaranana. Lami-lami timbul bendu, margi asa dibohongan. Tungtungna jleng luncat ka laut, maksad badé luluasan, milih neuleumkeun manéh ka laut. Sukur-sukur mun dihakan hiu raksasa. Tapi cai laut kalah nyalingkir. Nya kitu pangeusina, daratang ngaba-géakeun. Tungtungna Déwi Srangéngé diangkat janten ratu, nelah Nyai Ratu Roro Kidul. Sanaos kitu anjeunna tetep panasaran, palay tepang sareng satria nu dijangjikeun téa. Cai laut teras diubek, niat milarian satria. Éta sababna pangna laut kidul kasohor gedé ombakna. Lantaran hayoh waé diubek-ubek ku Nyi Roro Kidul. Baca Oge Carpon Budak Tukang lalajo Wayang Carita Wayang Basa Sunda Ngadegna Amarta Biografi Bahasa Sunda Oto Iskandar Dinata Basa Sunda Peristiwa Bandung Lautan Api Basa Sunda Pesta Kariaan di Garut Pakidulan Jaman Baheula Carpon Sunda Baheula Tukang Ngala Suluh Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll Dijual Majalah Cetakan LamaDijual Buku Pelajaran Lawas Saya JAY SETIAWAN tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

dongeng nyi roro kidul bahasa sunda