doa abdurrahman bin auf

Kasuswabah penyakit sebenarnya sudah ada sejak dulu. Pun demikian di masa Rasulullah Muhammad SAW.. Rasulullah juga mengajarkan cara menghadapi wabah penyakit. Hal itu tertuang dalam hadisnya yang diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, tercantum dalam kitab Shahih Muslim dengan nomor kodifikasi 4115.. Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, maka janganlah kamu datangi negeri itu. LimaDoa Ini Akan Membuat Kita Dikejar-kejar Rezeki. Sahabat Nabi yang Kaya #1: Abdurrahman bin 'Auf. Abdurrahman bin 'Auf adalah sahabat Nabi yang terkenal sebagai pebisnis. Ia sahabat yang didoakan oleh beliau agar mendapatkan kerberkahan dari hartanya. Ia memiliki empat orang istri. Abdurrahmanbin Auf -radhiyallahu'anhu, Sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang Dermawan.Disampaikan oleh Al Ustadz Harits Abu Naufal. Banda Aceh, Spreadthe love Doa Pernikahan: Doa Nabi untuk Abdurrahman Bin Auf (Umdatul Ahkam, Eps.277) - Ustadz Aris Munandar Doa untuk pengantin, mahar pernikahan, dan hukum walimah adalah tiga dari sekian banyak hal yang cukup sering ditanyakan oleh kaum muslimin. Seperti yang kita ketahui, mahar adalah salah satu syarat pernikahan. Bahkan [] MazhabHanafi dan lain-lain turut berhujah dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin al-Bailamani bahawa: "Seorang lelaki muslim pernah membunuh seorang ahli dzimmah. Kes ini kemudian dilaporkan kepada Rasulullah (s.a.w). Mendengar itu, baginda bersabda: "Aku lebih berhak membela orang yang memenuhi janjinya." Polnische Frauen Suchen Mann In Deutschland. Abdurrmiman bin Auf adalah salah seorang sahabat Nabi yang populer dalam sejarah Islam. Selain dikenal kaya raya, ia juga dermawan. Padahal waktu mula-mula hijrah ke Madinah dari Makkah, dia tidak mempunyai apa-apa. Siapa yang tidak terharu melihat Abdurrahman saat hijrah ke Madinah tahun 622 M. Dia datang tanpa bekal sedikit pun. Kekayaan yang dimilikinya, hanyalah pakaian yang melekat ditubuhnya. Oleh sebab itu Rasulullah segera mempersaudarakan Abdurrahman dengan Sa’ad bin Rabi, seorang hartawan di Madinah. Teryata Saad bin Rabi seorang hartawan yang sangat luhur budinya. Bahkan dia bersedia memberikan modal yang besar kepada Abdurrahman bin Auf. Bahkan, ia menawarkan perempuan di antara keluarganya untuk dijadikan istri. ”Terima kasih atas kebaikan Saudara. Semoga Allah membekati harta dan keluargamu,” jawab Abdurrahman sambil menjabat tangan teman tangannya. Lalu katanya lagi, ”Sekarang begini saja, tujukkanlah padaku, di mana letak pasar, biar aku berusaha sendiri!” begitu kira-kira jawaban Abdurahman atas tawaran itu. Tetapi jangan dikira bahwa dia cuma sibuk cari uang saja. Di samping giat berdagang, Abdurrahman juga sibuk mengajar. Bahkan di medan perang pun tergolong perwira yang berani. Oleh sebab itu dia termasuk kelonpok al-asymh, yaitu ”sepuluh orang termasyhur”. Di bidang pemerintahan, termasuk kelompok yang paling sering diajak berunding bersama-sama Rasulullah. Hasil usahanya di pasar, ia kemudian menjadi salah seorang sahabat Nabi yang kaya raya. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ia tidak pelit. Abdurtahman bin Auf menyumbangkan separuh dari kekayaannya. Nah, berapa jumlah sumbangannya? Uang dinar, 500 ekor kuda dan 500 ekor unta, dan ”uang saku” sebanyak 400 dinar untuk tiap prajurit. Bukan main!Itulah Abdurrahman bin Auf, seorang hartawan yang memulai usahanya dengan modal nol. Dia lahir tahun 581 M dan wafat tahun 652 M tepatnya tahun 30 H dalam usia 72 tahun. Abdullah Alawi OlehImam Nur Suharno JAKARTA - Siang itu, Madinah sangat ramai. Para pedagang berlarian meninggalkan dagangannya menuju jalan raya. Rupanya, 700 ekor unta lengkap dengan barang dagangan dipunggungnya memasuki Kota Madinah. Itulah kafilah dagang Abdurrahman bin Auf, salah seorang sahabat terkaya pada zaman Rasul SAW. Suara hiruk-pikuk itu membuat kaget Ummul Mukminin Aisyah RA yang pada saat itu sedang menyampaikan hadis Nabi SAW. Setelah diberi tahu apa yang terjadi, Aisyah berkata “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya bagi Abdurrahman dengan baktinya di dunia, serta pahala yang besar di akhirat nanti. Aku pernah mendengar Rasul SAW bersabda bahwa Abdurrahman bin Auf akan masuk surga sambil merangkak.” Seorang sahabat berlari mencari Abdurrahman untuk mengabarkan berita gembira itu. Mendengar kabar itu, Abdurrahman segera menemui Aisyah RA. “Wahai ibunda, apakah ibunda mendengar sendiri ucapan itu dari Rasulullah?” Jawab Aisyah, “Ya aku mendengar sendiri.” Abdurrahman melonjak kegirangan. “Seandainya sanggup, aku akan memasukinya sambil berjalan. Wahai ibunda, saksikanlah, seluruh unta lengkap dengan barang dagangan di punggung masing-masing, aku dermakan untuk fi sabilillah.” Subhanallah. Begitulah kisah kedermawanan seorang sahabat Nabi yang bernama Abdurrahman bin Auf. Ia tidak pernah ragu sedikitpun dalam menyumbangkan hartanya untuk kepentingan dakwah Islam. Karena itu, tidak salah jika Rasul SAW menyatakan jika Abdurrahman masuk surga dengan merangkak. Diilustrasikan dengan merangkak itu bukan karena sulitnya ia masuk surga, akan tetapi karena sangat dekat dan mudahnya, sehingga ia tidak perlu lagi berjalan, cukup dengan merangkak saja. Dalam kisah yang lain, pada suatu hari setelah mendengar seruan Rasul SAW untuk berjuang dengan harta, Abdurrahman bergegas pulang dan kembali membawa dinar. “Wahai Rasulullah, aku mempunyai dinar. Dan, dinar aku pinjamkan kepada Allah dan dinar untuk keluargaku.” Rasul SAW menerimanya sambil bersabda “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu, terhadap harta benda yang kamu berikan, dan semoga Allah memberkahi pula harta yang kamu tinggalkan untuk keluargamu.” Tatkala Rasul SAW mengumumkan biaya Perang Tabuk, Abdurrahman pun bergegas menyerahkan 200 uqiyah emas. Melihat kejadian itu, Umar berbisik kepada Nabi SAW “Agaknya Abdurrahman berdosa tidak menyisakan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya.” Ketika Rasul SAW menanyakan hal itu kepada Abdurrahman, ia menjawab, “Untuk mereka saya tinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang saya sumbangkan. Yakni, sebanyak rezeki, kebaikan, dan upah yang dijanjikan Allah.” Subhanallah. Singkat kisah, sejak berita gembira dari Rasul SAW itu Abdurrahman bin Auf semakin dermawan, semangatnya tinggi dalam mengorbankan hartanya di jalan Allah. Ia menyumbangkan 40 ribu dinar, 500 ekor kuda, dan unta untuk para pejuang. Ia juga membagikan 400 dinar kepada setiap veteran Perang Badar yang masih hidup. Itulah kisah inspiratif Abdurrahman bin Auf yang menggugah dan mencerahkan. Yang pasti, harta yang didermakan itu sedikit pun tidak akan mengurangi dari apa yang kita miliki. Justru sebaliknya, dapat menambah kesuburan harta. Setiap harta yang didermakan akan menjadi “umpan” untuk memperlancar rezeki. Sebab, Allah SWT akan menggantinya dengan yang lebih baik. QS Saba’ [34] 39. Wallahu a'lam. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Ada kisah menarik dari pernikahan Abdurrahman bin Auf yang sebelumnya dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Ar-Rabi’ Al-Anshari. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia menyatakan bahwa Abdurrahman bin Auf pernah dipersaudarakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan Sa’ad bin Ar-Rabi’ Al-Anshari. Ketika itu Sa’ad Al-Anshari memiliki dua orang istri dan memang ia terkenal sangat kaya. Lantas ia menawarkan kepada Abdurrahman bin Auf untuk berbagi dalam istri dan harta. Artinya, istri Sa’ad yang disukai oleh Abdurrahman akan diceraikan lalu diserahkan kepada Abdurrahman setelah iddahnya. Abdurrahman ketika itu menjawab, بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِى أَهْلِكَ وَمَالِكَ ، دُلُّونِى عَلَى السُّوقِ “Semoga Allah memberkahimu dalam keluarga dan hartamu. Cukuplah tunjukkan kepadaku di manakah pasar.” Lantas ditunjukkanlah kepada Abdurrahman pasar lalu ia berdagang hingga ia mendapat untung yang banyak karena berdagang keju dan samin. Suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam melihat pada Abdurrahman ada bekas warna kuning pada pakaiannya bekas wewangian dari wanita yang biasa dipakai ketika pernikahan, pen.. Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Apa yang terjadi padamu wahai Abdurrahman?” Ia menjawab, “Wahai Rasulullah, saya telah menikahi seorang wanita Anshar.” Rasul shallallahu alaihi wa sallam kembali bertanya, “Berapa mahar yang engkau berikan kepadanya?” Abdurrahman menjawab, “Aku memberinya mahar emas sebesar sebuah kurma sekitar lima dirham.” Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata ketika itu, أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ “Lakukanlah walimah walaupun dengan seekor kambing.” HR. Bukhari, no. 2049, 3937 dan Muslim, no. 1427. Lihat Syarh Shahih Muslim, 7193 Pelajaran dari hadits Boleh seorang imam bertanya tentang keadaan jamaahnya yang sudah lama tak terlihat. Boleh seorang wanita memakai wewangian untuk suaminya, bahkan dianjurkan untuk tampil wangi di hadapan suami, lebih-lebih lagi di malam pertamanya. Tidak masalah jika ada bekas wewangian istri ada pada baju suami kalau memang tidak disengaja walau yang terkena sebenarnya adalah syi’ar khas para wanita. Namun asalnya tetap tidak boleh laki-laki tasyabbuh menyerupai wanita. Disunnahkan mendoakan berkah. Contoh saja doa kepada pengantin. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia menyatakan bahwa jika Nabi shallallahu alaihi wa sallam ingin memberikan ucapan selamat pada seseorang yang telah menikah, beliau mendoakan, بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ “Semoga Allah memberkahimu ketika bahagia dan ketika susah dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” HR. Abu Daud, no. 2130; Tirmidzi, no. 1091. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Yang dimaksud walimah adalah makanan yang disajikan ketika resepsi nikah. Walimah itu berarti berkumpul karena ketika itu kedua pasangan telah menyatu menjadi suami-istri. Para ulama berselisih pendapat mengenai hukum walimah. Ada yang mengatakan wajib dan ada yang sunnah. Menurut ulama Syafi’iyah sebagaimana dinyatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah, hukum walimah adalah sunnah mustahab. Kata perintah dalam hadits ini dipahami sunnah anjuran. Sebagian ulama menyatakan bahwa walimah itu diadakan sesudah dukhul jima’ atau malam pertama seperti pendapat Imam Malik dan selainnya. Sedangkan sekelompok ulama Malikiyah menyatakan bahwa walimah diadakan ketika akad itu berlangsung. Bagi orang yang mudah mengadakan walimah, maka tetaplah mengadakan walimah jangan sampai kurang dari seekor kambing. Namun untuk acara walimah tadi tidak ada batasan tertentu, bentuk makanan apa pun yang dibuat untuk walimah tetap dibolehkan. Ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam menikahi Shafiyyah, walimahnya tidak dengan daging. Ketika menikahi Zainab disediakan untuk walimah dengan roti dan daging. Yang tepat, semuanya disesuaikan dengan kemampuan pengantin. Pelajaran dari Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Ar-Rabi’ Al-Anshari adalah saling mendahulukan yang lain itsar. Lihatlah sikap Sa’ad yang sampai mendahulukan Abdurrahman dalam hal harta dan dua istrinya. Abdurrahman mengajarkan pada kita tidak bergantung pada pemberian orang lain yang didapat secara gratis. Mendapatkan hasil dari bekerja walau dengan berdagang itu lebih baik. Hendaknya mendoakan kebaikan kepada siapa saja yang ingin berbuat baik kepada kita. Referensi Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj. Cetakan Pertama, Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm. Nudhrah An-Na’im fi Makarim Akhlaq Ar-Rasul Al-Karim. Dikumpulkan oleh para ahli dengan pembimbingan Syaikh Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam dan Khatib Al-Haram Al-Makki. Penerbit Dar Al-Wasilah. 3629-640. — Disusun di Perpus Rumaysho, 23 Jumadal Ula 1439 H, Jumat pagi Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel ABDURRAHMAN bin Auf adalah salah satu sahabat Nabi yang mempunyai keutamaan. Berikut adalah beberapa fakta Abdurrahman bin Auf yang disarikan dari berbagai sumber 1. Fakta Abdurrahman bin Auf ia termasuk sahabat yang masuk Islam sangat awal, tercatat beliau orang kedelapan yang bersyahadah 2 hari setelah Abu Bakar. 2. Fakta Abdurrahman bin Auf ia termasuk salah satu dari enam orang yang ditunjuk oleh Umar bin Khattab untuk memilih khalifah sesudahnya. 3. Fakta Abdurrahman bin Auf ia seorang mufti yang dipercaya oleh Rasulullah SAW untuk berfatwa di Madinah padahal Rasulullah SAW masih hidup. 4. Fakta Abdurrahman bin Auf ia terlibat dalam perang Badar bersama Rasulullah SAW dan menewaskan musuh-musuh Allah. Beliau juga terlibat dalam perang Uhud dan bahkan termasuk yang bertahan di sisi Rasulullah SAW ketika tentara kaum muslimin banyak yang meninggalkan medan peperangan. BACA JUGA Mengapa Abdurrahman bin Auf Menangis? Dari peperangan ini ada sembilan luka parah di tubuhnya dan dua puluh luka kecil yang diantaranya ada yang sedalam anak jari. Perang ini juga menyebabkan luka dikakinya sehingga Abdurahman bin Auf harus berjalan dengan pincang, dan juga merontokkan sebagian giginya sehingga beliau berbicara dengan cadel. Foto Pinterest 5. Fakta Abdurrahman bin Auf Suatu saat ketika Rasullullah SAW berpidato menyemangati kaum muslimin untuk berinfaq di jalan Allah, Abdurrahman bin Auf menyumbang separuh hartanya yang senilai 2000 Dinar atau sekitar Rp Milyar nilai uang saat ini saat itu beliau belum kaya’ dan hartanya baru 4000 Dinar atau Rp Milyar. Atas sedeqah ini beliau didoakan khusus oleh Rasulullah SAW yang berbunyi, “Semoga Allah melimpahkan berkahNya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan Semoga Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu.” Do’a ini kemudian benar-benar terbukti dengan kesuksesan demi kesuksesan Abdurrahman bin Auf berikutnya. 6. Fakta Abdurrahman bin Auf Ketika Rasullullah membutuhkan dana untuk perang Tabuk yang mahal dan sulit karena medannya jauh, ditambah situasi Madinah yang lagi dilanda musim panas. Abdurrahman bin Auf memeloporinya dengan menyumbang dua ratus uqiyah emas sampai-sampai Umar bin Khattab berbisik kepada Rasulullah SAW, “Sepertinya Abdurrahman berdosa terhadap keluarganya karena tidak meninggali uang belanja sedikitpun untuk keluarganya.” Mendengar ini, Rasulullah SAW bertanya pada Abdurrahman bin Auf, “Apakah kamu meninggalkan uang belanja untuk istrimu?” BACA JUGA Terkenal Kaya Raya, Ini Mahar Abdurrahman bin Auf ketika Menikah “Ya!” jawab Abdurrahman, “Mereka saya tinggali lebih banyak dan lebih baik dari yang saya sumbangkan.” “Berapa?” tanya Rasulullah. “Sebanyak rizki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah,” jawabnya. 7. Fakta Abdurrahman bin Auf Setelah Rasulullah SAW wafat, Abdurrahman bin Auf bertugas menjaga kesejahteraan dan keselamatan Ummahatul Mu’minin para istri Rasulullah SAW. 8. Fakta Abdurrahman bin Auf ia pernah menyumbangkan seluruh barang yang dibawa oleh kafilah perdagangannya kepada penduduk Madinah padahal seluruh kafilah ini membawa barang dagangan yang diangkut oleh 700 unta yang memenuhi jalan-jalan kota Madinah. 9. Fakta Abdurrahman bin Auf Ia telah menyumbangkan dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan antara lain 40,000 Dirham sekitar Rp Milyar uang sekarang, 40,000 Dinar sekarang senilai +/- Rp 48 Milyar uang sekarang, 200 uqiyah emas, 500 ekor kuda, dan 1,500 ekor unta. 10. Fakta Abdurrahman bin Auf Ia juga menyantuni para veteran perang badar yang masih hidup waktu itu dengan santunan sebesar 400 Dinar sekitar Rp 480 juta per orang untuk veteran yang jumlahnya tidak kurang dari 100 orang. BACA JUGA Abdurrahman bin Auf Selalu Gagal Jadi Orang Miskin 11. Fakta Abdurrahman bin Auf Ketika meninggal pada usia 72 tahun, Abdurrahman bin Auf masih juga meninggalkan harta yang sangat banyak yaitu terdiri dari 1000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3,000 ekor kambing dan masing-masing istri mendapatkan warisan Dinar. Foto Pinterest Padahal warisan istri-istri ini masing-masing hanya ¼ dari 1/8 istri mendapat bagian seperdelapan karena ada anak, lalu seperdelapan ini dibagi 4 karena ada 4 istri. Artinya kekayaan yang ditinggalkan Abdurrahman bin Auf saat itu berjumlah 2,560,000 Dinar atau sebesar Rp trilyun untuk kurs uang rupiah saat tulisan ini dibuat! 12. Fakta Abdurrahman bin Auf Saat pemakamannya, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, “Anda telah mendapat kasih sayang Allah, dan Anda telah berhasil menundukan kepalsuan dunia. Semoga Allah senantiasa merahmati Anda. Aamiin.” [] JAKARTA - Dia adalah satu dari delapan orang pertama yang memeluk Islam. Dia adalah satu dari sepuluh orang al-asyaratul mubasyirin yang dipastikan memasuki surga. Pria ini adalah satu dari enam orang yang dipilih oleh Umar bin Khatab mem bentuk dewan syura untuk memilih khalifah setelah memeluk Islam orang mengenalnya sebagai Abu Amar. Tapi saat dia menerima Islam, Rasulullah memanggilnya Abdurrahman hamba Allah yang pemurah. Abdurrahman menjadi seorang Muslim sebelum Nabi me masuki rumah al-Arqam. Dia menerima Islam dua hari setelah Abu Bakar ber tidak luput dari kekejian perlakuan Quraisy. Dia menanggung ujian ini dengan ketabahan dan keteguhan mengimani tauhid. Saat mereka terpaksa meninggalkan Mak kah karena terus menerus mendapatkan penganiayaan, Abdurrahman ikut ber hijrah. Dia kembali ke Makkah saat dikabarkan bahwa kondisi hidup umat Islam membaik. Namun kabar ini ter nyata palsu, sehingga dia pergi lagi ke keduanya dilakukan bersama Rasulullah ke Madinah. Segera setelah tiba di Madinah, Nabi dengan cara yang unik menghubungkan kaum Muhajirin dan orang Ansar. Mereka mem bentuk ikatan persaudaraan dan di maksudkan untuk memperkuat ikat an sosial dan meringankan kesulitan dipersaudarakan dengan Sad bin Arrabi'ah. Arrabi'ah sangat senang bersaudara dengan Abdurrahman, sampai-sampai dia ingin membagi harta kekayaan dan salah satu istrinya untuk dia. Tetapi Abdurrahman menolaknya. Dia hanya minta ditunjukkan tempat biasa orang melakukan jual pergi ke pasar dan mulai berdagang dengan modal terbatas yang dimilikinya. Bisnis perda gangan yang dimulainya dari kecil lama kelamaan tumbuh pesat. Setelah kehidupannya menjadi lebih baik, dia menikah. Dia pun memberitahukan kabar ini kepada mas kawin, Rasulullah meme rintahkannya membuat pesta kecil meski hanya dengan memotong seekor domba. Nabi juga mendoakaannya agar kekayaan Abdurrahman menjadi berkah. Setelah itu Abdurrahman semakin sukses. Batu yang diangkat olehnya selalu bisa menemukan emas atau perak di demikian Abdurrahman tetap berada di garis depan ketika Islam memang gilnya untuk berperang. Di Uhud dia tetap teguh sepanjang pertempuran dan menderita lebih dari dua puluh luka parah. Selain fisik, dia tidak pelit untuk membelanjakan hartanya demi Rasulullah memerintahkan perjalanan untuk perang Tabuk, Abdurrahman berdiri terdepan menyumbangkan harta. Saat itu dia memiliki empat ribu dinar dua ribu dinar diberikan untuk jihad, dan sisanya disimpan untuk ternyata, perjalanan tersebut lebih sulit dan panjang daripada perkirannya. Pada saat itu Madinah meng alami musim kering. Perjalanan menuju Tabuk terasa panjang, lebih dari seribu kilometer. Transportasi sangat mahal sehingga sekelompok umat Islam datang kepada Nabi SAW pergi dengan dia tapi dia harus memba likkannya karena dia tidak dapat menemukan transportasi untuk ini mengalami kesedihan. Mereka dikenal sebagai bakka'in. Kemudian Nabi memanggil rekan-rekannya untuk membantu mereka berperang dan meyakinkan bahwa mereka akan diberi pahala. Abdur rahman kemudian menyumbangkan ratusan keping emas. Ketika itu Umar bin al-Khattab berkata kepada Nabi, "Saya telah melihat Abdurrahman melakukan kesalahan, dia tidak meninggalkan apapun untuk keluarganya.""Apakah Anda telah meninggalkan sesuatu untuk keluarga Anda, Abdurrahman?" tanya Nabi. "Ya," jawab Abdurrahman. "Saya telah meninggalkan lebih dari apa yang saya berikan dan lebih baik." "Berapa banyak?" tanya Nabi. "Apa yang Tuhan dan Rasul-Nya telah berjanji untuk mendapatkan rezeki, kebaikan dan penghargaan," jawab Muslim akhirnya berangkat ke Tabuk. Di sana Abdurrahman diberkati dengan sebuah kehormatan yang tidak diberikan kepada siapapun. Waktu shalat datang dan Nabi tidak ada pada saat itu. Kaum Muslim memilih Abdurrahman sebagai imam. Saat rakaat pertama hampir selesai Nabi baru tiba dan bergabung dengan jamaah lainnya kemudian menjadi makmum Abdurrahman. Abdurrahman bertanggung jawab untuk mengurus kebutuhan keluarga Rasulullah dan umat Islam. Dia pergi bersama mereka kemanapun mereka mau. Dia bahkan melakukan haji bersama mereka untuk memastikan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi. Ini adalah pertanda kepercayaan dan keyakinan yang dia nikmati dari keluarga Abdurrahman untuk kaum Muslimin dan istri Nabi khususnya sangat terkenal. Pernah satu kali dia menjual sebidang tanah untuk empat puluh ribu dinar dan dia membagikan seluruhya untuk Bani Zahrah kerabat ibu Nabi Aminah, orang miskin di kalangan umat Islam dan istri menerima sebagian uangnya, Aisyah berkata "Siapa yang telah mengirim uang ini?" kemudian orang sekitar memberitahukan Abdurrahman yang telah memberikan uang tersebut. lalu Aisyah berkata,"Rasulullah bersabda Tidak ada yang akan merasa kasihan ke arahmu setelah aku mati kecuali sabirin mereka yang sabar dan teguh."Kekayaan Abdurrahman tampak bersamanya sepanjang hidup. Dia menjadi orang terkaya di antara sahabat Nabi. Transaksi bisnisnya selalu sukses dan kekayaannya semakin banyak. Kafilah dagangnya ke dan dari Madinah tumbuh lebih besar, sehingga orang-orang Madinah banyak berdagang gandum, tepung, mentega, kain, peralatan, parfum, dan apapun yang diperlukan. Komoditas tersebut juga dikirim ke berbagai negara. Suatu hari, suara gemuruh terdengar dari luar batas Madinah. Suara itu berangsur- angsur meningkat. Selain itu, awan debu dan pasir dibawa oleh badai pasir. Ternyata itu bukan cuaca buruk, melainkan rombongan kafilah Abdurrahman memasuki berdiri takjub saat tujuh ratus unta sarat barang pindah ke kota dan memadati jalanan. Ada banyak teriakan dan kegembiraan saat orang memanggil satu sama lain untuk keluar dan menyaksikan barang dan rezeki kafilah unta telah datang, Istri Rasulullah Aisyah bertanya, "Apa ini yang terjadi di Madinah?" Dia kemudian diberitahukan, bahwa ini adalah kafilah Abdurrahman bin Auf yang datang dari Syria membawa dagangan. Aisyah menggelengkan kepala, takjub melihat banyaknya kafilah dagang sehingga membuat dia berkata, Saya telah mendengar Rasulullah, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, katakanlah Saya telah melihat Abdurrahman bin Auf memasuki surga dengan merayap."Abdurrahman pernah berkata, jika bisa dia ingin masuk surga sambil berdiri. Dia bersumpah kepada Aisyah, bahwa keseluruhan kafilah dagang beserta semua barang yang dibawa diberikan untuk jalan Allah. Dalam sebuah perhelatan besar, Abdurrahman membagikan semua karavan besar itu kepada umat Islam hati Abdurrahman tidak berhenti sampai di situ. Empat puluh ribu dirham, empat puluh ribu dinar, dan lima ratus kuda diberikan kepada itu, seribu lima ratus unta diberikan kepada kelompok mujahidin lainnya. Empat ratus Dinar emas diberikan untuk korban perang Badar. Semua itu disedekahkannya untuk kemaslahatan dan kemuliaan umat Islam.

doa abdurrahman bin auf